Saya Tidak Lupa Caranya Balapan MotoGP

Jorge Martin menjadi juara sprint race MotoGP Qatar 2023 di Sirkuit Losail, Minggu (19/11) dini hari.
Jakarta, CNN Indonesia

Pembalap Pramac Ducati Jorge Martin murka karena kualitas ban Michelin yang digunakan saat finis di posisi sepuluh pada balapan MotoGP Qatar 2023, Senin (20/11) dini hari WIB.

Martin yang sedang bersaing dengan Francesco Bagnaia pada perebutan gelar juara dunia MotoGP 2023, harus menerima pil pahit lantaran mengalami hasil tak memuaskan di MotoGP Qatar. Start yang buruk akibat masalah pada ban membuyarkan misi Martin untuk finis di urutan terdepan.

“Saya pikir mereka [Michelin] tidak tahu apa yang terjadi. Mereka ingin kompetitif dan tidak punya upaya untuk menentukan kejuaraan dunia dengan cara seperti ini,” ujar Martin dikutip dari Speedweek.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Saya tidak ingin membayangkan hal lain. Saya tidak lupa cara membalap. Mereka harus memperbaiki dan menganalisis kenapa hal ini terjadi. Mereka harus memastikan ini tidak boleh terjadi lagi,” kata Martin.

Martin menegaskan sudah meminta pihak Michelin agar kejadian masalah ban di MotoGP Qatar terulang. Terlebih di momen persaingan gelar juara dunia MotoGP.

“Saya sudah berbicara dengan tim dan bilang kepada mereka [Michelin] bahwa ini hal yang memalukan bagi kami atas apa yang terjadi hari itu. Semua yang terjadi tidak bisa diterima, mereka harus memperbaikinya,” ujar Martin.

“Sekarang juara MotoGP harus ditentukan oleh ban. Pecco [Bagnaia] juga bilang hal ini terjadi pada dirinya, tapi ini belum pernah terjadi dengan saya sebelumnya. Ini memalukan jika terjadi setiap saat,” ia menambahkan.

Martin mengaku bermasalah dengan grip ban belakang sejak awal balapan MotoGP Qatar. Pembalap asal Spanyol itu mengklaim ban yang digunakannya seakan-akan sudah pernah dipakai sebelumnya.




Namun pihak Michelin, melalui Manajer Racetrack Michelin Piero Taramasso, memastikan ban yang digunakan Martin di Qatar adalah ban baru.

“Satu-satunya hal yang bisa kami katakan [saat ini] adalah tentang sejarah ban. Ban itu dibuat di Prancis dan kemudian dikirim langsung ke sini [Qatar]. Ban itu tidak pernah digunakan, tidak pernah dihangatkan [sebelum digunakan untuk balapan],” ucap Taramasso.

“Jadi untuk saat ini kami tidak memiliki indikasi [ada yang salah dengan ban], tetapi kami akan melihat data yang kami peroleh dari tim. Segera setelah kami mendapat kabar, kami akan memberitahu Martin, Pramac, dan semua orang apa yang terjadi,” kata Taramasso menambahkan.

[Gambas:Video CNN]

(ikw/har)



Sumber: www.cnnindonesia.com