Kontroversi kembali terjadi pada lanjutan Liga 1 antara Persik Kediri vs PSIS Semarang. Wasit dituding mengabaikan handball pemain PSIS di kotak penalti.
Potongan video rekaman insiden tersebut pun tersebar di media sosial. Pemain PSIS Wawan Febrianto yang terjatuh di kotak penalti tampak sengaja memegang bola.
Wawan mungkin menduga wasit bakal memberikan pelanggaran usai dirinya terjatuh karena sempat berbenturan dengan pemain lawan.
Wawan yang terjatuh kemudian memegang bola di kotak penalti. Namun, wasit tak menganggap itu sebagai pelanggaran sehingga Wawan bangkit dan membuang bola.
Bola sempat berhasil dikuasai pemain Persik namun tak lama kemudian keluar lapangan. Sontak para pemain pun melakukan protes kepada wasit Ryan Nanda Saputra.
Selepas pertandingan, Manajer Persik Kediri Muhammad Syahid Nur Ichsan menyoroti buruknya kepemimpinan wasit. Ia mencatat ada tiga pelanggaran yang diabaikan sang pengadil lapangan.
“Setidaknya ada tiga kejadian yang diabaikan oleh Ryan Nanda Saputra di pertandingan tersebut dan sangat mempengaruhi jalannya pertandingan,” kata Syahid dikutip Antara.
Ia menjelaskan, pertama, wasit membiarkan adanya handsball di dalam kotak penalti lawan pada menit 46 babak pertama yang dilakukan dengan sengaja oleh pemain PSIS Semarang dan seharusnya berbuah tendangan penalti bagi Persik Kediri.
“Ironisnya kejadian tersebut terjadi persis di depan wasit Ryan Nanda Saputra,” kata dia.
Kedua, kata dia, pada menit ke-60 wasit menganulir gol yang tercipta bagi Persik. Di dalam tayangan terlihat bola telah mengenai badan pemain terlebih dulu sebelum masuk ke gawang PSIS.
“Terakhir saat injury time babak kedua wasit kembali mengabaikan dan tidak memberikan pelanggaran bagi Persik Kediri setelah Riyatno Abiyoso dilanggar oleh lawan di dalam kotak penalti PSIS Semarang,” kata dia.
Ia menambahkan, protes resmi ini merupakan yang kedua kali di dua pertandingan terakhir Persik. sebelumnya manajemen Persik juga memprotes keputusan wasit saat melawan Barito Putera di Stadion Demamg Lehman Martapura, Sabtu (19/8).
[Gambas:Video CNN]
(jun)
Sumber: www.cnnindonesia.com
