Manajer timnas basket putri Indonesia Christoper Tanuwidjaja menceritakan lika-liku perjuangan hingga jadi juara FIBA Women’s Asia Cup Divisi B.
Timnas basket putri memastikan naik kasta ke Divisi A setelah berhasil mengalahkan Iran 55-54 di final FIBA Women’s Asia Cup 2023 Division B di Nimibutr Stadium, Thailand, Sabtu (19/8).
Awalnya Christoper menyebut skuadnya tidak merasa percaya diri lantaran persiapan yang singkat. Selain itu masalah fisik juga tengah dihadapi oleh Kimberley Pierre-Louis dan kawan-kawan.
“Pada saat kami berangkat, harapan kami adalah memberikan hasil terbaik. Tapi sebenarnya pemain tidak percaya diri karena tim yang berangkat ke Bangkok itu short-handed. Selain itu pemain naturalisasi yang boleh dibawa hanya satu, beda dengan SEA Games,” kata Christoper di Jakarta, Senin (21/8).
Kondisi Lea Kahol, Gabriel Sophia, dan Adelaide Callista yang belum fit membuat tim pelatih harus memutar otak sekaligus memaksimalkan stok pemain yang ada. Akibatnya pemain naturalisasi Kimberley disebut harus bekerja ekstra keras.
“Dulu Kimberley bisa bergantian dengan Gabriel atau Peyton [Alexis]. Tapi di Bangkok kemarin, menit bertanding Kimberley bisa sampai 36 menit bersama Adelaide,” ujar Christoper.
Satu hal yang jadi perhatian Christoper adalah energi pemain yang terkuras. Bahkan, ia menyebut Kimberley sempat menangis karena kelelahan sebelum pertandingan final.
“Jadi sebelum keluar lapangan, persis di depan pintu keluar lapangan dan Kimberley menjatuhkan tas. Ia duduk dan nangis terus bilang tidak kuat main. Kaki sakit lutut dan engkel sakit, semua sakit,” ucapnya.
“Di situ kami kaget karena bakal berat lawan Iran. Kami bersyukur punya pemain seperti dia meski tidak lahir di Indonesia tapi hatinya sangat Indonesia,” katanya menambahkan.
Semangat nasionalisme seperti itu, kata Christoper jadi salah satu penyebab kegemilangan Srikandi Basket menuju Divisi A. Kekompakan tim membuat Kimberley dan kawan-kawan mampu mengatasi perlawanan sengit dari Iran.
“Kunci kesuksesan lebih ke chemistry tim. Saat ini tim kita sangat solid antara pelatih dan pemain. Itu yang tidak mudah untuk membentuk tim seperti itu,” kata Christoper.
[Gambas:Video CNN]
(ikw/nva)
Sumber: www.cnnindonesia.com