La Nyalla Bicara Politik Uang di KLB PSSI Hingga Shin Tae Yong

Dalam wawancara dengan CNNIndonesia.com, La Nyalla Mattalitti berbicara mengenai keputusan kembali mencalonkan diri, politik uang di KLB, hingga Shin Tae Yong.

Jakarta, CNN Indonesia

La Nyalla Mattalitti memutuskan kembali maju dalam pencalonan Ketua Umum PSSI periode 2023-2027. Dalam wawancara eksklusif bersama CNNIndonesia.com, La Nyalla berbicara mengenai keputusan kembali mencalonkan diri, politik uang di KLB, hingga Shin Tae Yong.

Setelah sempat gagal memimpin PSSI secara penuh pada 2015-2016, La Nyalla memutuskan kembali mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSSI.

Di tengah kesibukan sebagai Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), La Nyalla berambisi membenahi sepak bola Indonesia.

Berikut hasil wawancara CNNIndonesia.com bersama La Nyalla Mattalitti:

Apa yang membuat Anda yakin maju kembali menjadi calon Ketum PSSI periode 2023-2027?

Memang saya masih banyak [pekerjaan yang belum selesai], terakhir 2015 saya terpilih kemudian sepak bola dibekukan dan berikutnya saya tidak maju lagi, nah ini masih banyak harapan-harapan dari pecinta sepak bola tentang gebrakan-gebrakan yang saya janjikan dulu.

Sekarang saya ada kesempatan untuk maju, maka saya akan membayar utang untuk maju sebagai ketua umum [PSSI].

Siapa yang paling Anda dengar soal dinamika dan situasi sepak bola Indonesia?

Ya, semua pecinta sepak bola kami ajak ngomong. Saya juga nonton televisi, baca-baca koran, ya masih dapat informasi tentang sepak bola nasional.

Siapa tokoh di balik La Nyalla Mattalitti sehingga kembali ke PSSI?

Mau tahu siapa tokohnya? Allah subhanahu wa ta’ala (tertawa)

PSSI dilanda konflik saat Anda pimpin. Apa yang jadi jaminan ini tak terulang?

Insya Allah tidak akan. Dulu itu justru saya yang menyelesaikan, mendamaikan dualisme. Dulu kan PSSI menggunakan klub peserta kompetisi yang baru-baru. Jadi dualisme dengan yang asli. Jadi klub yang lama tidak main, yang baru-baru ini yang main.

Jadi kita menyelesaikan, membuat resolusi untuk peserta kompetisi yang asli, itu saya buatkan KPSI. Saya buatkan wadah kompetisi sendiri sehingga bisa main.


La Nyalla Mattalitti dan Erick Thohir akan bersaing menjadi Ketum PSSI. (Arsip Istimewa)

Kita bikin ISL [Indonesia Super League], kemudian yang palsu-palsu ini IPL [Indonesia Premier League]. Nyatanya yang ramai kan tetap ISL. Akhirnya saya gabungkan. Jadi saya justru yang menggabungkan dualisme.

Insya Allah tidak akan [terjadi dualisme lagi]. Kita sudah pengalaman, jadi tidak akan [terjadi]. Jadi masa lalu itu justru saya yang menyelesaikan. Ingat itu.

PSSI tak punya dua aset penting: kantor dan training center. Apa pandangan Anda?

Saya akan bangun lagi. Mutlak itu. Gedung PSSI [di GBK] dulu pernah lihat?

Saya bangun mewah, megah, orang datang selfie-selfie malah, tetapi malah dibongkar sama Menpora Imam Nahrawi, alasannya untuk Asian Games 2018. Kan sayang sekali.

Itu bukan biaya pemerintah, biaya saya sendiri itu. Itu habiskan total Rp15 miliar. Kalau enggak suka sama saya harusnya gedungnya jangan dibongkar, kan gedungnya bisa dipakai orang banyak.

Kalau alasan Asian Games, wong itu bisa dibuat kantor kok. Itu kan di luar. Nanti kita cari [lokasinya]. Harus dekat-dekat dengan GBK lagi.

Ada anggapan PSSI tak akan berprestasi jika diisi orang lama. Menurut Anda?

Orang lama, orang lama yang seperti apa? Kalau orang lama seperti pengurus yang kemarin itu, enggak akan berhasil memang.

Kalau orang lama, yang lama di zaman saya, memang intinya saya bisa bawa juara Piala AFF 2013 [kategori U-19], kita bisa mendapatkan FIFA Goal Project.

Banyak prestasi yang kita dapatkan. Kalau dibilang orang lama, siapa itu? Orang lama yang mana? Mungkin orang lama yang barusan ini [periode 2019-2023].

Anda ingin memerangi mafia sepak bola. Apa yang Anda tahu soal mafia bola ini?

Kalau saya jadi, sudah, mafia sepak bola itu selesai sudah. Pensiun. Anda kalau enggak percaya silakan Anda buka jejak digital pada saat saya memimpin PSSI apa ada mafia sepak bola? Tidak ada. Bersih semua. Kita libas. Sekarang pun juga harus dilibas.

Apa sikap Anda soal Tragedi Kanjuruhan? Siapa yang harus bertanggung jawab?

Saya tidak mau berandai-andai. Justru saya membuat rencana, kita harus empati secara kemanusiaan. Saya malah akan usulkan pada tanggal 1 Oktober menjadi hari nasional untuk mengenang peristiwa di Kanjuruhan itu.

Apa pandangan Anda soal Liga 2 dihentikan Exco PSSI dan Liga 1 tanpa degradasi?

Kalau saya sudah punya gambaran bahwa Liga 1 sama Liga 2 itu harus terpisah operatornya. Harus terpisah dan harus kita jalankan sendiri-sendiri.

Saya yakin banyak yang mau jadi sponsor. Liga 2 pasti dilanjutkan, tetapi tidak bisa di dalam kongres nanti karena agendanya hanya memilih pengurus.

Wawancara berlanjut ke halaman kedua >>>



Tentang Program 100 Hari dan Naturalisasi Timnas Indonesia

BACA HALAMAN BERIKUTNYA



Sumber: www.cnnindonesia.com